Rumah tumbuh adalah salah satu model rumah yang sudah ada sejak
lama. Maksud dari rumah ini adalah rumah yang dibangun secara bertahap dalam
jangka waktu yang cukup panjang. Biasanya, orang membuat rumah model ini
karena keterbatasan biaya dan berasal dari orang yang masih muda atau keluarga
yang jumlah anggotanya hanya sedikit.
Rumah tumbuh ini bisa dibangun baik ke samping ataupun ke atas.
Pembangunan rumah ini bisa disesuaikan dengan bujet yang Anda miliki serta
banyaknya anggota keluarga yang ada. Namun, untuk membangun sebuah rumah
tumbuh, ada hal-hal yang harus Anda perhatikan. Apa saja? Cek jawabannya di
bawah ini!
1. Tentukan Arah Pengembangan Rumah Nantinya
Jika Anda ingin membangun sebuah rumah tumbuh, sebelumnya Anda
harus mengetahui ke mana Anda akan mengembangkan rumah tersebut nantinya.
Apakah akan ke samping atau horizontal, atau ke atas alias vertikal. Ini harus
dilakukan sejak awal perencanaan pembangunan rumah.
Tujuannya agar pekerjaan berjalan lancar dan sesuai rencana. Bila
Anda ingin membangun rumah ke atas, maka pondasi yang dimiliki harus kuat.
Sedangkan bila Anda ingin membangun rumah tumbuh ke samping, lahan yang
dimiliki harus luas. Selain itu, Anda juga harus konsisten dengan arah pengembangan
rumah nantinya.
Jangan sampai di tengah jalan Anda mengganti arah pengembangan.
Bila sebelumnya Anda mengembangkan rumah ke samping dan tiba-tiba ingin ke
atas, bagaimana bila pondasi rumah Anda tidak terlalu kuat? Bisa-bisa roboh.
Sebaliknya, bila tiba-tiba ingin ke samping tapi lahan tidak mencukupi, rumah
Anda akan jadi tak menyenangkan nantinya.
2. Rencanakan Bahan Bangunan
Setelah menentukan arah pengembangan rumah ke depannya, selanjutnya
pilihlah bahan bangunan yang sesuai. Pilihlah bahan bangunan dengan teliti
sesuai arah pengembangan rumah Anda. Sebaiknya, konsultasikan rencana Anda
dengan keluarga atau kenalan di bidang pembangunan rumah sebelumnya agar tidak
salah pilih.
Setelah itu, lakukanlah survei ke berbagai toko bahan bangunan dan
bandingkan harganya. Pilihlah bahan bangunan yang berkualitas baik meskipun
harganya cukup tinggi. Jangan tergiur dengan toko bangunan yang menawarkan
harga miring. Bisa-bisa barang yang ditawarkan adalah barang tidak berkualitas
atau barang retur.
Bila dana yang Anda miliki tidak cukup untuk membeli seluruh
kebutuhan bahan bangunan, maka beli dulu seadanya dan bangunlah rumah tumbuh
Anda seadanya juga. Jika ada bahan bangunan bekas yang kualitasnya baik, tak
masalah Anda pilih juga. Bahan bangunan bekas ini bukan berarti yang sudah
jelek, namun barang yang masih kuat tapi tidak terpakai.
3. Perhitungkan Inflasi
Oleh sebab pembangunan rumah dilakukan secara bertahap, itu artinya
dana yang Anda keluarkan bisa lebih besar. Kenapa bisa begitu? Inflasi jawabannya.
Anda perlu memperhitungkan laju inflasi untuk memperkirakan anggaran biaya Anda
dalam membangun rumah tersebut ke depannya.
Dalam RAB yang Anda buat untuk mengembangkan rumah ke depan,
tambahkanlah nilai 5 hingga 10 persen kenaikan per tahunnya. Nilai ini
diperhitungkan sesuai harga bahan yang makin naik dan upah tukang yang makin
naik pula. Dengan adanya tambahan perkiraan inflasi ini, maka Anda bisa
memperhitungkan kenaikan biaya yang harus dikeluarkan.
Itulah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat ingin membuat
rumah tumbuh. Rumah tumbuh memang menjadi salah satu solusi untuk Anda yang
memiliki anggota keluarga yang makin bertambah dengan dana awal pembangunan
yang sedikit. Oleh karena dibangun bertahap, Anda harus perhatikan semua hal
agar pengembangan rumah bisa maksimal.
Komentar
Posting Komentar